Ciri - ciri Tubuh Kekurangan Kalsium
Osteoporosis adalah masalah pengeroposan dan penurunan kepadatan massa tulang secara berkelanjutan. Sel tulang yang sehat dan normal memiliki banyak ruang kecil persis. Pengeroposan tulang akan membuat ruangan-ruangan tersebut menjadi lebih lebar.
Kondisi ini lambat laun membuat tulang kehilangan kekuatannya sehingga menjadi lebih rapuh, bahkan rentan patah akibat trauma kecil. Patah tulang akibat pengeroposan biasanya lebih sering terjadi pada panggul, pergelangan tangan, dan tulang belakang. Sayangnya, beberapa tulang seperti tulang panggul yang sudah rusak tidak dapat sembuh.
Banyak orang berpikir bahwa osteoporosis terjadi secara alami dan tidak dapat dihindari karena proses alami penuaan. Masalah tulang keropos memang sering tidak terdeteksi dan tidak diketahui hingga tulang tersebut akhirnya patah. Meski begitu, ahli medis menyakini kalau osteoporosis sebenarnya bisa dicegah. Bahkan orang yang sudah menderita osteoporosis dapat melakukan pencegahan atau memperlambat perkembangan osteoporosis untuk menurunkan resiko terjadinya patah tulang kembali.
Seberapa umumkah osteoporosis?
Tulang keropos karena osteoporosis merupakan hal umum yang bisa terjadi pada siapa saja, baik laki-laki dan wanita dari semua ras. Namun, orang kulit putih dan wanita Asia diketahui memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko tersebut akan semakin meningkat bagi wanita berusia lanjut yang sudah tidak lagi mengalami menstruasi (menopause).
Orang yang memiliki osteoporosis beresiko lebih tinggi untuk mengalami patah tulang.
Apa saja tanda-tanda dan gejala osteoporosis ?
Tubuh sebetulnya memiliki caranya tersendiri untuk mempertahankan dan menjaga kepadatan tulang. Jaringan tulang akan terus diperbaharui dengan tujuan untuk menghasilkan komposisi tulang baru yang masih kokoh untuk menggantikan tulang yang lama. Umumya, kepadatan tulang setiap orang mencapai puncaknya ketika berada di sekitar usia 20-an. Saat mulai memasuki usia sekitar 35 tahun, komposisi dan kekuatan tulang mulai melemah.
Hal tersebut kemudian terus berlanjut seiring bertambahnya usia, yang membuat komposisi tulang mulai menipis secara perlahan dan akhirnya tulang tidak lagi membentuk komposisi dan jaringan untuk menghasilkan struktur baru. Jika kondisi tersebut berlangsung terus-menerus, tulang akan semakin keropos yang akhirnya mengakibatkan osteoporosis.
Beberapa gejala osteoporosis yang bisa terjadi:
1. Nyeri tulang punggung bawah
2. Nyeri leher
3. Postur tubuh bungkuk
4. Penurunan tinggi badan secara bertahap
5. Mudah sekali mengalami patah tulang
Jika kondisi tersebut tidak segera diatasi, tulang yang keropos bisa semakin memburuk dari waktu ke waktu. Ketika struktur dan komposisi tulang sudah semakin menipis dan melemah, resiko patah tulang kemudian meningkat. Sebagian besar kasus patah tulang karena pengeroposan ini terjadi di tulang belakang yang bisa sampai menyebabkan cacat.
Apa yang meningkatkan resiko terkena osteoporosis?
Ada banyak faktor resiko untuk osteoporosis. Beberapa di antaranya dapat diubah sejak dini, tapi beberapa lainnya cenderung sulit atau bahkan tidak bisa diubah.
Sejumlah faktor resiko osteoporosis yang tidak dapat Anda ubah adalah:
1. Jenis kelamin
Wanita lebih banyak menderita osteoporosis dibandingkan laki–laki.
2. Usia
Semakin tua Anda, semakin besar resiko osteoporosis Anda. Peningkatan resiko ini biasanya berlangsung sejak usia Anda menginjak sekitar 30 tahun, terutama setelah seorang wanita mengalami menopause.
3. Hormon di dalam tubuh
Pada wanita, rendahnya kadar hormon estrogen bisa mempersulit tulang untuk membentuk jaringan dan struktur baru. Sedangkan pada pria, kadar testosteron yang rendah merupakan salah satu faktor resiko pengeroposan tulang.
4. Riwayat keluarga
Osteoporosis biasa terjadi turun-menurun dalam keluarga. Itu artinya, jika ada anggota keluarga Anda menderita osteoporosis atau pengeroposan tulang, Anda memiliki beresiko yang lebih besar untuk mengalami kondisi tersebut.
5. Pernah mengalami patah tulang
Seseorang yang sebelumnya pernah mengalami patah tulang dalam tingkat ringan, lebih beresiko untuk mengalami pengeroposan tulang di kemudian hari. Terlebih jika patah tulang tersebut terjadi setelah berusia 50 tahun.
Sementara faktor resiko osteoporosis yang bisa Anda ubah adalah:
1. Anoreksia nervosa
Memiliki gangguan makan serta membatasi asupan makan dapat melemahkan kekuatan tulang, yang akhirnya menyebabkan osteoporosis.
2. Asupan kalsium dan vitamin D
Kurang asupan kalsium dan vitamin D menyebabkan tulang Anda lebih mudah keropos.
3. Penggunaan obat-obatan
Beberapa obat-obatan meningkatkan resiko osteoporosis, seperti obat kortikosteroid, antidepresan, kemoterapi, dan lain sebagainya.
4. Malas beraktivitas
Kurang olahraga, sering bersantai sampai lupa waktu, atau berbaring terus dalam waktu lama bisa menyebabkan tulang menjadi keropos karena lemah dan kehilangan kekuatannya.
5. Merokok
Selain tidak baik untuk kesehatan jantung dan paru-paru, merokok juga bisa menurunkan kepadatan tulang. Ini karena zat kimia dalam rokok secara perlahan akan merusak berbagai sel-sel tubuh, termasuk sel-sel pada tulang.
Ketika sel tulang mengalami kerusakan, otomatis kepadatan tulang akan melemah yang membuatnya keropos dan mudah rapuh.
6. Konsumsi alkohol
Terlalu banyak alkohol dapat menyebabkan tulang keropos dan akhirnya rusak.
Dari semua faktor resiko di atas, apa penyebab utama osteoporosis?
Pembentukan tulang normal membutuhkan mineral kalsium. Jika tubuh kekurangan kalsium dari makanan, produksi tulang dan jaringan tulang dapat terganggu. Terlebih ketika masih berusia muda, tubuh cenderung lebih cepat dan mudah dalam membuat tulang baru. Sayangnya seiring bertambahnya usia, massa tulang bisa hilang lebih cepat daripada pembentukan massa tulang yang baru. Secara tidak langsung, peluang kita untuk mencegah osteoporosis sebenarnya tergantung pada seberapa banyak massa tulang yang terbentuk saat Anda masih muda.
Semakin banyak massa tulang yang terbentuk, semakin banyak pula persediaan massa tulang yang disimpan. Alhasil, kemungkinan Anda untuk mengalami osteoporosis seiring bertambahnya usia pun semakin kecil. Maka dari itu, kita butuh suplemen yang mengandung kalsium. Chlostanin Calture merupakan suplemen dengan kandungan utama kalsium alami dari bubuk kerang yang dilengkapi dengan Vitamin D3, Probiotik, dan Bromelain yang membantu meningkatkan penyerapan kalsium. Chlostanin Calture sangat baik dikonsumsi oleh pria dan wanita dan aman dikonsumsi jangka panjang.
Selain kurang kalsium, penyebab utama osteoporosis adalah penuaan. Proses penuaan alami akan menurunkan kadar hormon estrogen pada wanita terutaman saat menopause dan karena faktor resiko osteoporosis lebih banyak diderita oleh wanita sehingga para wanita perlu lebih aware terhadap bahaya osteoporosis. Evergood merupakan jawaban permasalahan ini karena Evergood mengandung Phytoestrogen dari ekstrak tumbuhan alami. Phytoestrogen merupakan suatu substrat dari tumbuhan yang memiliki efek mirip hormon estrogen dan menurut penelitian, bila kita konsumsi Phytoestrogen bersamaan dengan suplemen kalsium seperti Calture maka akan meningkatkan penyerapan kalsium. Sehingga untuk para wanita, kombinasi Calture dengan Evergood sangat baik untuk mengoptimalkan manfaat kalsium di dalam tubuh. Tapi jangan lupa karena mengandung Phytoestrogen maka Evergood hanya khusus dikonsumsi oleh para wanita.
Dapatkan produk Chlostanin Calture pada website Kompak di http://bit.ly/chlostanincalture
& Evergood di http://bit.ly/Evergoodpromo atau aplikasi android Kompak Mobile pada Playstroe di http://bit.ly/Kompakmobile
Informasi lebih lanjut Hubungi Chlostanin Indonesia di 0815-4607-4989 (Whatsapp Aktif)
Follow akun instagram Chlostanin Indonesia di @Chlostaninindonesia & @Kompak_info
Komentar
Posting Komentar